Sepertinya mencontek sedikit plot Babel dimana difilm ini dibagi 3 segment dimana ketiganya terhubung oleh satu hal, beda dengan Babel yang menurut gue agak dipaksakan, kalo di sepi ini hal yang menghubungkan ketiga segment cerita masih masuk akal dan berjalan mulus.
Segmen pertama adalah one of my favourite actor Afdlin Shauki (Sumo lah) seorang koki yang kelebihan berat badan selalu mencari his soulmate namun selalu gagal tapi dicintai oleh seorang wanita gelo tapi dia sendiri merasa tidak mencintai wanita itu, segment ke dua adalah sepasang suami isteri yang tengah mengendarai mobil tiba tiba menabrak seseorang, segment ketika adalah sekelompok mahasiswa UKM seni drama, mengadakan pemntasan dengan ide cerita berasal dari seorang penulis yang juga mahasiswi.
A little twist dihadirkan pada 80 persen film berjalan dan klimaksnya ada pada 90 persen film sisanya adalah sesuatu yang tidak penting dan tak perlu diceritakan lagi.
Kesimpulan yang didapat dari menonton film ini adalah Malaysia memang tidak mampu membuat sesuatu yang indah tanpa kehadiran budaya dan seni Indonesia, terbukti dengan hadirnya lagu indonesia menjadi soundtrack, antara lain Lagu Yuni Shara, Rossa dan tembang perawannya Gita Gutawa, dan lagu lagu ini ditempatkan di scene scene penting. Bravo Indonesia.
Hal yang kurang adalah, kalau sepi diartikan dengan ketidakhadiran pasangan hidup, sepertinya kurang masuk, karena tokh kesepian itu kurang tergambar disini.
Selanjutnya, apakah film ini akan kembali di remake oleh Indoliwood ???
Powered by Telkomsel BlackBerry®
0 comments